Rabu, 02 Desember 2015

Fakta Seputar Real Madrid

~~Sejarah Real Madrid~~
Real Madrid Club de Fútbol
(pengucapan bahasa
Spanyol: [reˈal maˈðɾið ˈkluβ ðe ˈfutβol] ), atau biasa
dikenal dengan nama Real
Madrid saja, adalah sebuah
klub sepak bola profesional
yang berbasis di kota Madrid ,
Spanyol . Didirikan pada 6
Maret 1902 dengan nama
Madrid Club de Fútbol, tim ini
menggunakan gelar Real ("dari kerajaan") setelah Raja Alfonso
XIII dari Spanyol memberikan
izin resmi kepada klub
tersebut pada Juni 1920. Real
Madrid telah bermain di Divisi
Utama Liga Spanyol (Primera
División) yang disebut sebagai
La Liga sejak awal kompetisi ini
dimulai, tahun 1928, dan
merupakan klub tersukses di
Spanyol berdasarkan jumlah
trofi juara yang telah mereka
raih. Bersama FC Barcelona
dan Athletic Bilbao, klub ini
menjadi salah satu klub yang
belum pernah terdegradasi ke divisi bawah. Klub ini juga
merupakan salah satu klub
terbaik abad ke-20 menurut
FIFA. Mereka telah meraih 32 gelar La Liga, 18 gelar Copa del Rey, 8 Piala Super Spanyol , 9 gelar Piala Champions/Liga
Champions UEFA, 2 Piala
UEFA, 1 Piala Super Eropa, dan 3 Piala Interkontinental.
Kostum tradisional Real Madrid adalah putih-putih, sehingga dijuluki Los merengues (Tim putih). Stadion kandangnya
adalah Stadion Santiago
Bernabéu yang berkapasitas
80.354 penonton. Real Madrid sendiri memiliki rivalitas cukup sengit terutama dengan Barcelona (dikenal sebagai El Clásico) dan klub sekota Atletico Madrid (dikenal sebagai El Derbi madrileño ).
Sejak tahun 2000-an, Real
Madrid dikenal sebagai tim
yang gemar membeli pemain-
pemain mahal berkelas dunia, sehingga diberikan julukan baru, yaitu Los Galácticos (tim galaksi). Klub ini juga dikenal sebagai salah satu klub terkaya di dunia, dengan penghasilan
sebesar 438,6 juta Euro pada tahun 2011.
Sejarah Awal mula (1902—1945)
Awal mula Real Madrid dimulai
saat sepak bola diperkenalkan
ke Madrid oleh para akademisi
dan mahasiswa dari Institución
libre de enseñanza yang di
dalamnya termasuk beberapa
lulusan dari Universitas Oxford
dan Universitas Cambridge.
Mereka mendirikan Football
Club Sky pada 1897 yang
kemudian kerap bermain
sepak bola secara rutin pada
hari Minggu pagi di Moncloa.
Klub ini kemudian terpecah
menjadi dua pada tahun 1900,
yaitu: New Foot-Ball de Madrid
dan Club Español de Madrid.
Klub terakhir terpecah lagi
pada tahun 1902 yang
kemudian menghasilkan
pembentukan Madrid Football
Club pada tanggal 6 Maret
1902. Tiga tahun setelah
berdirinya, pada tahun 1905,
Madrid FC merebut gelar
pertama setelah mengalahkan
Athletic Bilbao pada final Copa
del Rey . Klub ini menjadi salah
satu anggota pendiri dari
Federasi Sepak Bola Kerajaan
Spanyol pada 4 Januari 1909
ketika presiden klub Adolfo
Meléndez menandatangani
perjanjian dasar pendirian
Asosiasi Sepak Bola Kerajaan
Spanyol. Dengan beberapa
alasan, klub ini kemudian
pindah ke Campo de
O'Donnell pada tahun 1912.
Pada tahun 1920, nama
klub diubah menjadi Real
Madrid setelah Alfonso XIII
dari Spanyol memperbolehkan
klub menggunakan kata Real—
yang berarti kerajaan—kepada
klub ini.
Pada tahun 1929, Liga Spanyol
didirikan. Real Madrid
memimpin musim pertama
liga sampai pertandingan
terakhir, namun saat itu secara
mengejutkan mereka kalah
oleh Athletic Bilbao yang
menyebabkan gelar yang
sudah hampir pasti diraih,
direbut oleh Barcelona.
Real Madrid akhirnya berhasil
memenangkan gelar La Liga
pertama mereka pada musim
1931—32. Real kemudian
berhasil mempertahankan
gelarnya pada tahun
selanjutnya dan sukses
menjadi klub Spanyol pertama
yang menjuarai La Liga dua kali
berturut-turut.
Era Santiago Bernabeu dan
kesuksesan di Eropa (1945
—1978)
Santiago Bernabéu Yeste
terpilih menjadi presiden Real
Madrid tahun 1943. Di
bawah kepemimpinannya, Real
Madrid kemudian berhasil
membangun Stadion Santiago
Bernabéu dan tempat berlatih
klub di Ciudad Deportiva yang
sebelumnya sempat rusak
akibat Perang Saudara Spanyol .
Pada 1953, Bernabeu
kemudian mulai membangun
tim dengan cara
mendatangkan pemain-pemain
asing, salah satunya adalah
Alfredo Di Stéfano.
Pada tahun 1955, berdasar
dari ide yang diusulkan oleh
jurnalis olahraga Perancis dan
editor dari L'Equipe , Gabriel
Hanot, Bernabéu , Bedrignan,
dan Gusztáv Sebes
menciptakan sebuah turnamen
sepak bola percobaan dengan
mengundang klub-klub terbaik
dari seluruh daratan Eropa.
Turnamen ini kemudian
menjadi dasar dari Liga
Champions UEFA yang
berlangsung saat ini. Di
bawah bimbingan Bernabéu,
Real Madrid memantapkan
dirinya sebagai kekuatan
utama dalam sepak bola, baik
di Spanyol maupun di Eropa.
Real Madrid memenangkan
Piala Eropa lima kali berturut-
turut antara tahun 1956 dan
1960, di antaranya
kemenangan 7–3 atas klub
Jerman, Eintracht Frankfurt
pada tahun 1960. Setelah
kelima berturut-turut sukses,
Real secara permanen
diberikan piala asli turnamen
dan mendapatkan hak untuk
memakai lencana kehormatan
UEFA. Real Madrid
kemudian memenangkan Piala
Eropa untuk keenam kalinya
pada tahun 1966 setelah
mengalahkan FK Partizan 2–1
pada pertandingan final
dengan komposisi tim yang
seluruhnya terdiri dari pemain
berkebangsaan Spanyol,
sekaligus menjadi pertama
kalinya dalam sejarah
pertandingan Eropa. Tim
ini kemudian dikenal lewat
julukan "Ye-ye". Nama "Ye-
ye" berasal dari "Yeah, yeah,
yeah" chorus dalam lagu The
Beatles berjudul "She Loves
You" setelah empat anggota
tim berpose untuk harian
Diario Marca mengenakan wig
khas The Beatles. Generasi
"Ye-ye" juga berhasil menjadi
juara kedua Piala Champions
pada tahun 1962 dan 1964.
Pada 1970-an , Real Madrid
memenangi kejuaraan liga
sebanyak 5 kali disertai 3 kali
juara Piala Spanyol. Madrid
kemudian bermain pada final
Piala Winners UEFA
pertamanya pada tahun 1971
dan kalah dengan skor 1–2
dari klub Inggris, Chelsea.
Pada tanggal 2 Juli 1978,
presiden klub Santiago
Bernabéu meninggal ketika
Piala Dunia FIFA sedang
berlangsung di Argentina . FIFA
kemudian menetapkan tiga
hari berkabung untuk
menghormati dirinya selama
turnamen berlangsung.
Tahun berikutnya, klub
mengadakan Kejuaraan Trofi
Santiago Bernabéu sebagai
bentuk penghormatan pada
mantan presidennya tersebut.
Naik turun, generasi
Quinta del Buitre, dan
Piala Eropa ketujuh (1980
—2000)
Pada awal 1980-an , Real
Madrid seperti kehilangan
cengkeramannya di La Liga dan
mereka membutuhkan waktu
beberapa tahun untuk bisa
kembali lagi menuju ke atas
melalui bantuan beberapa
bintang baru. Keberhasilan
para bintang baru tersebut
kemudian disebut oleh jurnalis
olahraga Spanyol sebagai era
generasi La Quinta del Buitre
("Lima Burung Nazar"), yang
berasal dari nama el buitre
("burung nazar "), julukan yang
diberikan kepada salah satu
pemain Madrid saat itu, Emilio
Butragueño . Anggota lainnya
adalah Manuel Sanchís , Rafael
Martín Vázquez , Miguel
Pardeza, dan Míchel. Dengan
La Quinta del Buitre
(kemudian berkurang menjadi
empat anggota ketika Miguel
Pardeza meninggalkan klub
dan pindah ke Real Zaragoza
pada 1986) dan pemain
terkenal seperti penjaga
gawang Francisco Buyo, bek
kanan Miguel Porlán Chendo ,
dan penyerang Meksiko Hugo
Sanchez, Real Madrid berhasil
bangkit dan memiliki kekuatan
terbaik di daratan Spanyol dan
Eropa pada paruh kedua tahun
1980-an. Hasilnya juga cukup
signifikan: mereka berhasil
memenangkan dua Piala UEFA ,
lima gelar Liga Spanyol
berturut-turut, satu Piala
Spanyol , dan tiga Piala Super
Spanyol . Pada awal 1990-an,
La Quinta del Buitre resmi
berpisah setelah Rafael Martín
Vázquez, Emilio Butragueno,
dan Míchel meninggalkan klub.
Pada tahun 1996, Presiden
Lorenzo Sanz menunjuk Fabio
Capello sebagai pelatih.
Meskipun masa jabatannya
hanya berlangsung satu
musim, Real Madrid berhasil
menjadi juara La Liga lewat
kontribusi Roberto Carlos ,
Predrag Mijatović, Davor
Šuker, dan Clarence Seedorf
yang membantu para pemain
lokal seperti Raul Gonzalez,
Fernando Hierro , Iván
Zamorano, dan Fernando
Redondo. Real Madrid
kemudian menambah amunisi
dengan kedatangan Fernando
Morientes pada tahun 1997.
Penantian mereka selama 32
tahun untuk bisa berjaya lagi
di Eropa akhirnya berakhir
pada tahun 1998 di bawah
manajer Jupp Heynckes saat
berhasil lolos ke Final Liga
Champions UEFA dan
mengalahkan Juventus dengan
skor 1–0 berkat gol dari
Predrag Mijatović.
Era saat ini (2000—
sekarang)
Beberapa bulan usai meraih
gelar Eropa kedelapannya, Real
Madrid memilih presiden yang
baru pada Juli 2000 dan yang
terpilih adalah pengusaha
Spanyol, Florentino Pérez . [19]
Dalam kampanyenya ia berjanji
untuk menghapus utang klub
dan memodernisasi fasilitas
klub. Namun janji utamanya
yang mendorong Pérez kepada
kemenangan saat pemilihan
adalah pembelian Luís Figo
dari seteru abadi Madrid, yaitu
Barcelona. Tahun
berikutnya, klub membangun
kamp pelatihan yang baru dan
menggunakan uang yang
mereka dapat dari tahun
sebelumnya untuk memulai
perekrutan pemain bintang—
yang oleh jurnalis Spanyol
disebut sebagai "Los
Galácticos"—dengan
mengontrak pemain-pemain
seperti Zinédine Zidane ,
Ronaldo, Luís Figo, Roberto
Carlos, Raúl González, dan
David Beckham . Sempat
menjadi perdebatan ketika
pemain-pemain yang dibeli
oleh Perez gagal menunjang
prestasi klub, namun berhasil
tertutupi oleh gelar Liga
Champions kesembilan Madrid
pada tahun 2002 yang disusul
gelar Piala Interkontinental
pada tahun yang sama dan
diakhiri gelar La Liga pada
tahun 2003. Namun sejak
2003 sampai 2006, sekalipun
diisi barisan pemain bintang,
klub gagal meraih satupun
piala.
Ramón Calderón kemudian
terpilih sebagai presiden klub
pada 2 Juli 2006 dan kemudian
ia mengangkat Fabio Capello
sebagai pelatih baru dan
Predrag Mijatović sebagai
direktur sepak bola yang baru.
Real Madrid memenangkan
gelar La Liga pada tahun 2007
untuk pertama kalinya dalam
empat tahun. Tetapi hanya
beberapa saat usai memenangi
gelar tersebut, Capello
langsung dipecat. Pada
musim 2007—2008, Real
Madrid memenangkan liga
domestik ke-31 kalinya di
bawah asuhan pelatih Jerman ,
Bernd Schuster .
Pada tanggal 1 Juni 2009,
Florentino Pérez kembali
menjadi presiden Real Madrid
dan bertahan sampai saat ini. Pérez melanjutkan
tradisinya mengontrak pemain
bintang dengan membeli Kaká
dari AC Milan[26] dan
kemudian membeli Cristiano
Ronaldo dari Manchester
United yang memecahkan
rekor transfer dengan harga 80
juta pound sterling. Di bawah
asuhan pelatih kontroversial
dari Portugal, Jose Mourinho , Real Madrid berhasil
memenangi gelar La Liga untuk
ke-32 kalinya pada musim
2011-2012.
Sponsor di kaus klub Real
Madrid saat ini adalah
bwin.com menyusul masalah
keuangan yang dialami BenQ Siemens.
Admin AP

Periode Kejayaan Portugis di Nusantara

Periode Kejayaan Portugis di Nusantara

Periode 1511-1526, selama 15 tahun, Nusantara menjadi pelabuhan maritim penting bagi Kerajaan Portugis, yang secara reguler menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku.
Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka.
Pada tahun 1512 Portugis menjalin komunikasi dengan Kerajaan Sunda untuk menandatangani perjanjian dagang, terutama lada. Perjanjian dagang tersebut kemudian diwujudkan pada tanggal 21 Agustus 1522 dalam bentuk dokumen kontrak yang dibuat rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal. Pada hari yang sama dibangun sebuah prasasti yang disebut Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal di suatu tempat yang saat ini menjadi sudut Jalan Cengkeh dan Jalan Kali Besar Timur I, Jakarta Barat. Dengan perjanjian ini maka Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa.
Pada tahun 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan Franscisco Serrao untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan, mereka singgah di Madura, Bali, dan Lombok. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara hingga tiba di Ternate.
Kehadiran Portugis di perairan dan kepulauan Indonesia itu telah meninggalkan jejak-jejak sejarah yang sampai hari ini masih dipertahankan oleh komunitas lokal di Nusantara, khususnya flores, Solor dan Maluku, di Jakarta Kampong Tugu yang terletak di bagian Utara Jakarta, antara Kali Cakung, pantai Cilincing dan tanah Marunda.
Bangsa Eropa pertama yang menemukan Maluku adalah Portugis, pada tahun 1512. Pada waktu itu 2 armada Portugis, masing-masing dibawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu. Setelah mereka menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk mendirikan benteng di Pikaoli, begitupula Negeri Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon.Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlangsung lama, karena Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus melakukan penyebaran agama Kristen.
Salah seorang misionaris terkenal adalah Fransiskus Xaverius. Tiba di Ambon 14 Pebruari 1546, kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan tanpa kenal lelah melakukan kunjungan ke pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk melakukan penyebaran agama. Persahabatan Portugis dan Ternate berakhir pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575), membuat Portugis harus angkat kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.
Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis, dimanfaatkan Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku. Pada tahun 1605, Belanda berhasil memaksa Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di Ambon kepada Steven van der Hagen dan di Tidore kepada Cornelisz Sebastiansz. Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda. Sejak saat itu Belanda berhasil menguasai sebagian besar wilayah Maluku.
Kedudukan Belanda di Maluku semakin kuat dengan berdirinya VOC pada tahun 1602, dan sejak saat itu Belanda menjadi penguasa tunggal di Maluku. Di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen, Kepala Operasional VOC, perdagangan cengkih di Maluku sepunuh di bawah kendali VOC selama hampir 350 tahun. Untuk keperluan ini VOC tidak segan-segan mengusir pesaingnya; Portugis, Spanyol, dan Inggris. Bahkan puluhan ribu orang Maluku menjadi korban kebrutalan VOC.
kemudian mereka membangun benteng di Ternate tahun 1511, kemudian tahun 1512 membangun Benteng di Amurang Sulawesi Utara. Portugis kalah perang dengan Spanyol maka daerah Sulawesi Utara diserahkan dalam kekuasaan Spanyol (1560 hingga 1660). Kerajaan Portugis kemudian dipersatukan dengan Kerajaan Spanyol. (Baca buku :Sejarah Kolonial Portugis di Indonesia, oleh David DS Lumoindong). Abad 17 datang armada dagang VOC (Belanda) yang kemudian berhasil mengusir Portugis dari Ternate, sehingga kemudian Portugis mundur dan menguasai Timor timur (sejak 1515).
Kolonialisme dan Imperialisme mulai merebak di Indonesia sekitar abad ke-15, yaitu diawali dengan pendaratan bangsa Portugis di Malaka dan bangsa Belanda yang dipimpin Cornellis de Houtman pada tahun 1596, untuk mencari sumber rempah-rempah dan berdagang.

Perlawanan Rakyat terhadap Portugis

Kedatangan bangsa Portugis ke Semenanjung Malaka dan ke Kepulauan Maluku merupakan perintah dari negaranya untuk berdagang.

Perlawanan Rakyat Minahasa terhadap Portugis

Perjuangan perlawanan Rakyat Perserikatan Minahasa melawan Portugis telah berlangsung dari tahun 1512-1560, dengan gabungan perserikatan suku-suku di Minahasa maka mereka dapat mengusir Portugis. Portugis membangun beberapa Benteng pertahanan di Minahasa diantaranya di Amurang dan Kema.

Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis

Pada tahun 1511, armada Portugis yang dipimpin oleh Albuquerque menyerang Kerajaan Malaka. Usaha perlawanan kolonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 mengalami kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis lebih kuat. Pada tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Fatahillah/Falatehan dapat menguasai Banten,Sunda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh Fatahillah/Falatehan dan ia kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan besar, yang kemudian menjadi Jakarta.

Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis

Mulai tahun 1554 hingga tahun 1555, upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan keras dari rakyat Aceh. Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.

Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis

Bangsa Portugis pertama kali mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada tahun 1513. Akan tetapi, Ternate merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam memperoleh keuntungan melalui usaha monopoli perdagangan rempah-rempah.
Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian bermukim di Pulau Timor.

Perlawanan Rakyat Indonesia pada Masa Penjajahan

Perlawanan Rakyat terhadap Portugis

Kedatangan bangsa Portugis ke Semenanjung Malaka dan ke Kepulauan Maluku merupakan perintah dari negaranya untuk berdagang.

Perlawanan Rakyat Minahasa terhadap Portugis

Perjuangan perlawanan Rakyat Perserikatan Minahasa melawan Portugis telah berlangsung dari tahun 1512-1560, dengan gabungan perserikatan suku-suku di Minahasa maka mereka dapat mengusir Portugis. Portugis membangun beberapa Benteng pertahanan di Minahasa diantaranya di Amurang dan Kema.

Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis

Pada tahun 1511, armada Portugis yang dipimpin oleh Albuquerque menyerang Kerajaan Malaka. Usaha perlawanan kolonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 mengalami kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis lebih kuat. Pada tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Fatahillah/Falatehan dapat menguasai Banten,Sunda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh Fatahillah/Falatehan dan ia kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan besar, yang kemudian menjadi Jakarta.

Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis

Mulai tahun 1554 hingga tahun 1555, upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan keras dari rakyat Aceh. Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.

Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis

Bangsa Portugis pertama kali mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada tahun 1513. Akan tetapi, Ternate merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam memperoleh keuntungan melalui usaha monopoli perdagangan rempah-rempah.
Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian bermukim di Pulau Timor.

Report Text about Marmot





Report Text          
“MARMOT”
Marmot or Guinea Pig comes from Andes, Amerika Selatan. They are social animals.
Marmot has two eyes, two ears, four legs, and also has a hair. Guinea pig  has soft bristles, a rather long and colorful.
Marmot habit is in a prairie. They are like gnawing wood and like eat food vitamin C. Marmot also includes animals that timid and shy. Guinea Pigs tend to keep silent. The young Guinea Pigs can stand 3 hours after birth.